”JUJUR saja, kiprah kita tidak ada yang tahu kalau tidak ada media. Sebaik apapun kalau tidak diekpos tidak ada yang tahu.” Kutipan ini saya ambil dari pidato Bupati Pati Haryanto saat pemberian penghargaan Radar Kudus Award di Pendapa Kabupaten Pati pada 24 Juni lalu.
”Kita khawatir semua yang diupayakan itu, akan tenggalam dalam arus informasi yang tidak positif. Bangsa ini bisa frustrasi, karena tidak ada keseimbangan penghargaan,” tambah Direktur Utama Jawa Pos Leak Kustiya yang memberikan sambutan setelah Haryanto.
Dalam musyawarah Dewan Masjid Kabupaten Kudus yang berlangsung di Graha Muria pada 25 Juni lalu, hal itu juga saya sampaikan. Nyaris tidak ada yang bisa dilakukan untuk membendung arus informasi yang menyesatkan. Maka jalan yang harus dilakukan adalah memberbanyak informasi positif. Saya diminta menjadi pembicara dalam forum itu setelah malamnya menggelar Radar Kudus Award.
Acara Radar Kudus Award kali ini, dilaksanakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini dilangsungkan di Pendapa Kabupaten Pati yang kata Leak Kustiya pendapanya anggun. Haryanto mengubah tampilan pendapa itu dengan mengekspos plafon kayu jati yang semua dicat utuh menjadi natural. Namun sama sekali tidak mengubah bentuk aslinya. Karena, pendapa itu cagar budaya.
Haryanto tergerak meminjamkan pendapa itu kepada Radar Kudus, karena selama masa pandemi penghargaan diserahkan satu persatu dengan mendatangi penerimanya. ”Pasti capek,” tambah Haryanto.
Radar Kudus dan Radar Semarang yang saya pimpin konsisten memberikan penghargaan kepada orang-orang yang mencurahkan ide dan pikirannya serta bekerja keras dalam mewujudkannya. Anugerah diberikan kepada perseorangan maupun lembaga, baik swasta maupun pemerintah. Di wilayah Radar Semarang penghargaan akan diberikan kwartal IV nanti.
Dengan dilaksanakan di Pendapa Kabupaten Pati, gelaran Radar Kudus Award menjadi semakin mewah, berwibawa, dan lebih bermakna. Itu sekaligus menunjukkan kepercayaan yang tinggi kepada Radar Kudus. Seluruh tamu undangan yang kami dengar suaranya memberikan sanjungan. Terima kasih.
Radar Kudus dan Radar Semarang selalu ingin memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah berjasa untuk memajukan negeri ini. Apresiasi itu, kata mantan Bupati Jepara Dian Kristiandi, yang hadir malam itu, bagian dari budaya bangsa. Namun, belakangan ini luntur. Karena itulah, dia yang sudah tidak lagi menjabat, tetap hadir dan dengan senang hati menerima penghargaan bersama seluruh bupati di eks Karesidenan Pati plus Grobogan.
Sanjungan dari para penerima penghargaan luar biasa. Ini sekaligus menjadi ajang pesta atas keberhasilan mereka dalam berkiprah. Hal itu semakin memicu semangat kami untuk terus mengetengahkan hasil kerja mereka di tengah-tengah masyarakat melalui media yang kami kelola.
Selain koran, Radar Kudus dan Radar Semarang memiliki media online yang sama-sama berkembang. Juga media-media sosial. Bahkan, sekarang telah beroperasi televisi digital yang menjangkau nasional. Selama ini kami masih merahasiakan.
Namun, saat anugerah Radar Kudus itu, Leak Kustiya mengumumkan. Radar Kudus Award akan disiarkan secara tunda Selasa atau Rabu besok dengan channel di 36 UHF. Radar Semarang juga akan menyiarkan ”Dialog Membumikan Pancasila” bersama Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada pekan ini juga. (*)