25.4 C
Kudus
Thursday, March 30, 2023

Umrah saat Hari Jadi Arab Saudi dan Kudus Yang Bersamaan (1)

Makkah-Madinah Berhias Bendera, Kota Kretek Banyak Acara

MAKKAH – Suasana sangat berbeda menyambut hari jadi di beda negara. Jumat (23/9) Kudus menyambut hari jadinya sangat meraih. Dengan berbagai acara. Berbeda dengan hari jadi di Arab Saudi, wartawan koran ini, merasakan di Kota Makkah dan Madinah. Tak ada acara-acara, hanya berbeda yang menghias kota.

Wartawan Jawa Pos Radar Kudus Muhammad Ulin Nuha, istri Kifti Halimah Islami, ibu saya Sumiyati, dan bapak Kasturi Noor Izza, pekan lalu mendapat fadhal beribadah umrah bersama.

Tepatnya Kamis (22/9) rombongan umrah kami menjalani hari pertama di tanah suci Makkah. Ya, tujuan pertama memang menjalankan ibadah umrah dulu. Baru kemudian berkunjung di Kota Madinah.


Sebelumnya, kami menempuh perajalan dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, sekitar sembilan jam sampai di Bandara King Abdul Azis, Jeddah. Touch down tepat pukul 18.00 Waktu Arab Saudi (WAS)-selisih 4 jam lebih lambat disbanding Waktu Indonesia Barat (WIB). Namun, baru keluar bandara sekitar pukul 22.00. Lama karena menunggu tim selesai proses bagasi yang membawa koper jamaah.

Dari Bandara Jeddah kemudian bertolak ke Makkah menggunakan bus. Sampai di Hotel Fajr Albadea 2 -di belakang Hotel Zam-Zam Tower- tempat kami menginap sekitar pukul 23.00. Jamaah umrah kami yang berjumlah 91 orang hanya check in, meletakkan tas dan koper di kamar serta wudu. Dilanjut umrah pertama -dari paket biro tiga umrah- sekitar pukul 00.00 (WAS).

Baca Juga :  Laki-Laki Berhati Malaikat

Saat berkumpul di lobi hotel itu, sejumlah karyawan hotel yang semuanya berwajah Arab Saudi sedang sibuk. Ada yang memasang balon berwarna hijau dan putih di pegangan anak tangga dan di pagar balkon. Balon itu bertuliskan ”alwathan fi qulubina” dengan huruf Arab. Ada juga yang memasang bendera kecil-kecil. Diletakkan selang-seling dengan balon tadi. Dipasang juga dua bendera Arab Saudi di kanan dan kiri meja resepsionis.

Namun, saya sendiri tidak terlalu menghiraukan untuk apa itu semua. Fokus saya untuk sementara hanya umrah perdana. Terutama terpikir ibu saya dengan kondisi kedua lututnya yang memang bermasalah. Pengapuran yang sudah bertahun-tahun belum teratasi, meski berkali-kali terapi. Juga kondisi bapak saya yang divonis saraf terjepit sekitar enam bulan lalu.


MAKKAH – Suasana sangat berbeda menyambut hari jadi di beda negara. Jumat (23/9) Kudus menyambut hari jadinya sangat meraih. Dengan berbagai acara. Berbeda dengan hari jadi di Arab Saudi, wartawan koran ini, merasakan di Kota Makkah dan Madinah. Tak ada acara-acara, hanya berbeda yang menghias kota.

Wartawan Jawa Pos Radar Kudus Muhammad Ulin Nuha, istri Kifti Halimah Islami, ibu saya Sumiyati, dan bapak Kasturi Noor Izza, pekan lalu mendapat fadhal beribadah umrah bersama.

Tepatnya Kamis (22/9) rombongan umrah kami menjalani hari pertama di tanah suci Makkah. Ya, tujuan pertama memang menjalankan ibadah umrah dulu. Baru kemudian berkunjung di Kota Madinah.

Sebelumnya, kami menempuh perajalan dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, sekitar sembilan jam sampai di Bandara King Abdul Azis, Jeddah. Touch down tepat pukul 18.00 Waktu Arab Saudi (WAS)-selisih 4 jam lebih lambat disbanding Waktu Indonesia Barat (WIB). Namun, baru keluar bandara sekitar pukul 22.00. Lama karena menunggu tim selesai proses bagasi yang membawa koper jamaah.

Dari Bandara Jeddah kemudian bertolak ke Makkah menggunakan bus. Sampai di Hotel Fajr Albadea 2 -di belakang Hotel Zam-Zam Tower- tempat kami menginap sekitar pukul 23.00. Jamaah umrah kami yang berjumlah 91 orang hanya check in, meletakkan tas dan koper di kamar serta wudu. Dilanjut umrah pertama -dari paket biro tiga umrah- sekitar pukul 00.00 (WAS).

Baca Juga :  Radar Kudus Gelar Tumpengan dan Doa Bersama Santri Gus Baha’

Saat berkumpul di lobi hotel itu, sejumlah karyawan hotel yang semuanya berwajah Arab Saudi sedang sibuk. Ada yang memasang balon berwarna hijau dan putih di pegangan anak tangga dan di pagar balkon. Balon itu bertuliskan ”alwathan fi qulubina” dengan huruf Arab. Ada juga yang memasang bendera kecil-kecil. Diletakkan selang-seling dengan balon tadi. Dipasang juga dua bendera Arab Saudi di kanan dan kiri meja resepsionis.

Namun, saya sendiri tidak terlalu menghiraukan untuk apa itu semua. Fokus saya untuk sementara hanya umrah perdana. Terutama terpikir ibu saya dengan kondisi kedua lututnya yang memang bermasalah. Pengapuran yang sudah bertahun-tahun belum teratasi, meski berkali-kali terapi. Juga kondisi bapak saya yang divonis saraf terjepit sekitar enam bulan lalu.


Most Read

Artikel Terbaru