SEJAK dua minggu lalu saya harus potang-panting berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Menyerahkan penghargaan kepada orang-orang hebat. Berupa Radar Kudus Award dan Radar Semarang Award.
Anugerah itu, diberikan kepada perseorangan maupun lembaga yang menginsprirasi. Memiliki ide, pemikiran, inisiatif, innovasi, karya, dan kerja keras yang menonjol untuk memajukan masyarakat. Penerimanya kepala daerah, ulama, pimpinan perusahaan, polisi, tentara, rektor, kepala sekolah, pimpinan rumah sakit, anggota dewan, sampai orang-orang yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.
Sudah tujuh tahun anugerah ini diberikan. Mula-mula secara terpusat. Ditempatkan di satu hotel. Dengan selebrasi dan pesta. Saat pandemi Covid-19 polanya diubah. Radar Kudus dan Radar Semarang mendatangi masing-masing penerima. Mereka tersebar di 18 daerah di Jawa Tengah. Memang menguras tenaga.
Tahun ini pola berubah lagi. Prinsipnya tetap mendatangi penerima. Ada yang perseorangan dan ada yang berkelompok. Banyak kepala daerah yang memfasilitasi. Menyediakan tempat untuk penyerahan secara berkelompok. Bisa efektif dan efisien.
Rasa haru, gembira, dan bangga bercampur menjadi satu. Apalagi ketika Bupati Pati Haryanto menawari tempat untuk penyerahan penghargaan kepada seluruh penerima Radar Kudus Award. Pendapanya terbuka. Cukup besar. ”Kalau 100 orang undangan saja masuk. Itu pun masih longgar. Bisa memenuhi protokol kesehatan,” ujarnya.
Kali ini, penghargaan Radar Kudus Award di Pati diberikan kepada Bupati Pati Haryanto, Kapolres Pati AKBP Christian Tobing, dan Kepala MtsN 1 Pati Ali Musyafak. Tempatnya di pendapa kabupaten.
Sebelum di Pati, penghargaan diberikan kepada Bupati Jepara Dian Kristiandi, Ketua DPRD Jepara Haizul Maarif, Kapolres Jepara AKBP Warsono, dan GM PLN UIK Tanjung Jati B Rahmad Azwin. Tempatnya juga di pendapa kabupaten.
Setiap kali memberi sambutan rasa haru muncul. Radar Kudus dan Radar Semarang bukan hanya bisa menerbitkan koran dan mengelola website. Tidak hanya bisa mengkritik. Tetapi memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang berprestasi. Tidak gampang.
Saya menangkap seluruh penerima penghargaan mengapresiasi apa yang diberikan Radar Kudus dan Radar Semarang. Demikian besarnya apresiasi itu, sampai-sampai kapolres Magelang Kota ingin mengadakan pesta tersendiri. Menjamu seluruh pimpinan dan crew Radar Semarang di markasnya. ”Saya tak pernah membayangkan akan menerima penghargaan ini,” ujar AKBP Asep Mauludin SIK MH, kapolres Magelang Kota.
Saya kaget. Acara ditempatkan di aula mapolres yang merupakan bangungan cagar budaya. Ruangan itu disulap menjadi tempat pesta dengan round table. Lengkap dengan snack dan menu makanan sea food.
Usai acara, kapolres mengajak bersantai di saung. Bangunan dari bambu berukuran 4 x 6 meter. Saung model Jawa Barat itu, dibangun atas inisiatifnya. Oleh anak buahnya. Mula-mula hanya untuk beristirahat bagi pasukan. Lama-lama menjadi tempat berembug. Bahkan menjadi tempat kunjungan anak-anak sekolah.
Di depan saung ada taman hidroponik. Kangkung dan sawinya segar-segar. Sudah mulai dipanen. ”Itu Bu Komang yang sudah memanen,” kata Asep menunjuk kabag Ops. Di petak sebelah ada aneka tanaman buah dalam pot (tabulampot). Ada jambu, mangga, kelengkeng, dan apokat. Malah ada durian jenis unggul: Musang King.
Di Rembang, Bupati setempat Abdul Hafidz yang juga menerima penghargaan menjamu penerima lain secara khusus. Usai acara di Museum Kartini rombongan diajak makan di restoran. Termasuk Ibu Hasiroh. Beliau istri bupati yang juga menerima penghargaan atas nama Kwarcab Gerakan Pramuka. Penerima lain, Direktur BPR BKK Lasem Moch. Suwarno, Direktur PDAM M. Affan, dan GM PT Semen Gresik di Rembang (dua penghargaan).
Penyerahan penghargaan di Pekalongan juga istimewa. Penerimanya Bunda Literasi Inggit Soraya SSn. Tempatnya di Studio Batik TV. Sekaligus streaming siaran langsung. Acara itu dihadiri Wali Kota Ahmad Alf Arslan Djunaid SE.
Wali Kota Pekalongan sendiri menerima penghargaan yang sama di Hotel All Stay Semarang. Saat itu, diserahkan penghargaan juga untuk wali Kota Semarang, direktur Bank Jateng, rektor Universitas Tujuh Belas Agustus, rektor Universitas Muhammadiyah, dan Wakil Ketua DPRD Batang Nur Faizin.
Sebelumnya, di Semarang sudah diserahkan penghargaan kepada PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) di kantornya dan BRP Artomoro di gedungnya yang baru berlantai 9. Minggu ini masih akan diserahkan penghargaan yang sama di Blora, Kudus, Pekalongan, Kendal, dan Semarang. (*)